Titik perjalanan awalku di “Bumi AREMA”

tak kusangka, dan mungkin tak pernah terbayangkan olehku, akan ku singgahi kota ini

kota yang tak begitu asing deanganku, karena dulu ku sempat singgah di kota ini selama 1 bulan

kota yang terkenal sebagai kota pendidikan, kota dingin, bahkan kota yang amat sangat banyak menawarkan tempat wisata

ehm…kota dingin? sepertinya kota sudah tidak layak di sebut kota dingin, karena dingin yang sekarang ku rasakan tak sedingin ketika awal ku menginjak kaki di bumi AREMA ini. 

ya…tepat Malang sang BUMI AREMA

*aku adalah seorang mahasiswi semester 5 jurusan administrasi pendidikan

coba tebak aku kuliah dimana??

yupss..anda betul saya adalah salah satu mahasiswi di salah satu pergurun tinggi di BUMI AREMA, tepatnya di Universitas negeri Malang, yang dulu bernama IKIP Malang

anda pasti bertanya apa alasan saya memilih universitas ini sebagai tempat saya menggapai mimpi??

saya sebenarnya juga tidak tahu jawabannya, mengapa saya memilih kota AREMA ini

dibilang salah pilih universitas mungkin, dibilang takdir Tuhan juga bisa, dibilang kecewa keterima disini nggak juga, dibilang senang keterima disini, sepertinya “IYA”

*saya masuk UM atau nama lain universitas negeri Malang, melalui jalur SBBM yaitu seleksi beasiswa bidik misi

saya dulu memilih 2 PTN untuk mengajukan beasiswa tersebut. satu di UNESA dan satu lainnya di UM ini. awalnya dulu saya tidak ingin mengikuti SBBM ini, karena saya masih ragu apakah ini benar2 beasiswa atau tidak? karena saya takut jika nantinya saya harus membebani orang tua saya dengan menyekolahkan saya dengan biaya yang tentunya tidak murah untuk sekualitas perguruan tinggi, ditambah lagi dengan masuknya adik saya di SMK. namun, teman2 ku terus memotivasi aku agar akau mengikuti seleksi tersebut. dan ternyata ada pengumuman dari sekolah secara resmi bahwa SBBM itu benar2 beasiswa untuk masuk perguruan tinggi yang mana biaya kuliah kita 100% ditangung pemerintah.

lega, ya sedikit lega mendengar beritanya secara langsung dari guruku. dan akhirnya aku bertekad untuk mengikuti seleksi SBBM tersebut.

semua persyaratan telah ku penuhi, dan aku juga sudah mengantongi izin dari kedua orangtua.

izin untuk mau mengambil jurusan apa nantinya juga selalu ku konsultasikan dengan beliau. namun orangtua mempercayakan 100% padaku tentang jurusan apa yang ingin aku ambil

karena aku dulu siswa SMK akuntansi, maka aku putuskan pada pilihan pertama di masing2 PTN ku tulis akuntansi, namun untuk pilihan keduany beda. untuk di UNESA pilihan keduanya aku tulis psikologi. kenapa aku milih psikologi? karena aku tertarik dengan dunia psikologi, sehingga aku emutuskan dan berharap bisa mempelajarinya lebih dalam

lain lagi pemilihan jurusan ku di UM, yang bisa dibilang mbulet..hehhe

awalnya aku ingin memilih akuntansi dan pendidikan akuntansi, namun entah mengapa disaat pendaftaran online jurusan pendidikan akuntansi tidak kutemukan, sampai bingung aku mencarai jurusan itu. kesulitan mencari pendidikan akuntansi tidak hanya ku alami sendiri, namun teman seperjuanganku ainur yang sama2 memilih di Um juga mengalami kesulitan mencarai jurusan pendidikan akuntansi. kemudian dia memutuskan memilih administrasi pendidikan, dan dia juga menganjurkan aku untuk memilih jurusan itu. awalnya aku sempat sangsi dan ragu terhadap jurusan yang dipilihkannya, karena jujur aku tidak tahu jurusan apa itu administrasi pendidikan?, namun otakku mencoba untuk melogika sendiri, ya ku anggap administrasi itu sebagai keuangan, karena sering kita melihat bahwa administrasi selalu berhubungan dengan keuangan. dan akhirnya aku menerima saran dari temanku.

KLIK OK, sudah terkirim dataku…

huft…tinggal menunggu pengumuman..

*terbangunkan aku disaat adzan subuh berkumandang, dan tak lama kemudian hp ku pun berbunyi, ya telepon dari Bapakku tersayang. di pagi buta itu hanya 1 yang beliau ingin tahu dariku. “piye hasil pengumumane?” (bagaimana hasil pengumumannya), dengan lugas ku menjawab, “tasek dereng pak, kulo ningaline mangke jam 9, (masih belum pak, saya melihatnya nanti jam 9).

dan kejutan ku dengarkan dipagi itu, “Bapak yakin nak, lek sampean keterimo”, (bapak yakin kalau kamu diterima), dan karena shock, aku hanya berkata “Aamiin”,

*Hp ku sejak pagi penuh dengan bunyi sms, yang tak diragukan lagi pasti menanyakan hasil pengumuman SBBM,

temanku yang sudah rajin melihat pengumumannya duluan, meng-sms aku.

Sita, kamu keterima lho di UM, begitu bunyi smsnya,

dengan shock dan sedikit ternganga, aku pun membalasnya “iya tah?? ku belum lihat, kamu kata siapa? trus yang keterima siapa saja?”

dengan cepat balasan sms pun ku terima, “aku lihat sendiri, yang keterima di UM cuma kamu”

subhanallah, bagaimana nggak shock coba dengan kalimat itu..

akhirnya ku bergegas untuk pamit ke warnet melihat pengumumannya, padahal makan ku masih belum ku habiskan, dan aku pun sudah tak selera makan setelah mendengar kabar tersebut..

yuhuuu…langsung ku ayuh sepeda onthel ku dengan rasa deg-degan…

*huft…masuk warnet, serasa masuk sidang eksekusi, tangan dingin, dan hati dag dig dug nggak karuan. akhirnya ku bisa masuk alamat webnya dengan lancar tanpa ada gangguan lemot,,

aku sudah dikasih tahu kalau keterima di UM, namun pengumuman yang ku buka terlebih dahulu adalah yang dari UNESA, sambil berharap2 cemas ku juga masuk disana,

satu persatu nama ku amati, dan tidak kudapati namaku ada disitu…

hiks, hiks, kucoba ulangi berkali-kali, berharap mungkin namaku terlewati, dna Allah berkehendak lain aku masih belum bisa berkesempatan melanjutkan disana

dan khirnya web UM baru ku buka, rasa deg-deg an itu tetap masih ada,

dan apa yang terjadi, pertama kali ku buka, nama yang paling atas adalah namaku “Dyah Rosita Sari”, (karena memang nomor pendaftaranku lebih awal daripada ke-8 temanku yang lain yang diterima).

shock, tak percaya, senang, atau kecewa yang kurasakan??

ehm..aku rasa semuanya itu ku rasakan.

kecewa, iya, karena keinginanku untuk berkumpul dengan orangtuaku harus pupus. mengapa? karena semenjak SMP aku tinggal di Jombang dengan nenekku. ya, kami hanya tinggal berdua. dan sebenarnya keputusan untuk meninggalkan nenekku dan melanjutkan studi ke surabaya itu juga keputusan yang berat, karena aku tak tega meninggalkan beliau sendiri, namun disisi lain aku ingin dengan orangtuaku. dan akhirnya Keputusan Allah-lah yang terbaik, aku tidak melanjutkan sekolah di surabaya dan juga tidak berdomisili di jombang.

mungkin ini, keputusan yang terbaik dari semuanya, agar tidak ada yang merasa terdzolimi dengan keputusanku, dan rencana Allah lebih indah dari rencana yang telah ku tulis…

senang, karena alhamdulillah akau bisa melanjutkan studi dengan beasiswa dan aku tidak membebani orangtuaku dengan biaya kuliah yang tentunya membengkak…

bingung, iya, itu pun juga ku rasakan, karena aku keterima di jurusan”Adminstrasi pendidikan”, yang notabene nya aku tidak mengetahui seluk-beluk jurusan itu..

namun, apapun yang ku rasakan, tetap ku syukuri nikmat-Mu Ya RABB,

apapun itu jurusannya, semoga membawa berkah dan lagi-lagi “aku tidak mengetahui, sedangkan Engkau Maha Mengetahui”…

Barakallah, semoga ilmu di jurusan ini, mampu ku terapkan dan ku mampu berkontribusi untuk-MU dan agama-MU…

Tinggalkan komentar