DIA yang ku pilih bukan dia

Rasa itu berawal dari kedatangannya pada hati yang kosong ini. Dia memberi harapan dan kasih yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya. Dia mampu mengoyak hati ini. Dia mampu meyakinkanku. Dia mengajariku banyak hal, dia mengajariku kemandirian. Ku mampu meyakinkan diriku bahwa aku bisa, yang sebelumnya ku tak mampu berkata demikian. Dia yang membuat semangat hidupku ada. Ahnya. Mengapa Dia yang membuat aku yakin akan diriku sendiri.
Tak lama berselang, tiba-tiba ku kehilangan sosoknya. Dia menghilang entah kemana, tak da kabar sedikitpun darinya. Ku cemas seolah kehilangan berlian yang berharga. Ku terjatuh..
Menangis di tengah kelelapan malam, mengharap dia kembali lagi.
Tak ada jawaban dari pintaku, ku putuskan untuk mengakhiri ini.
Saat ku mulai hidup tanpa kehadirannya, betapa kagetnya aku “ saat ku mendengar suaranya”. Tak mampu berucap. Saat ku tahu dia akan kembali lagi padaku. Sungguh ku tak menyangkanya. Dan alhasil, ku menggagalkan keputusan ku untuk mengakhiri ini. Dia semakin dekat denganku, dia semain jauh membuat ku “bahwa aku butuh dia”. Entah pakai jurus apa dia, hingga mampu membuatku seperti ini. Disaat bunga itu mulai merekah dalam hidupku, tiba-tiba kejadian yang sama terulang kembali. Ku kehilangan dia lagi, ku merintih lagi di tengah kebahagiaan orang di sekelilingku. Mengapa hanya sekejap ku merasa indahnya. Mengapa tak sampai nanti ku bersamanya. Mengapa ku harus berpisah. Mengapa? Dan mengapa???
Keterpurukanku tak cukup berhenti sampai disini, lagi-lagi karena dia. Ku melihat dengan mata kepalaku, ada janur kuning berkibar di depan rumahnya. Percaya tak percaya ini telah terjadi. Ku mencoba mencari alibi dari kenyataan ini. Ku mencoba tersenyum walau ini sulit ku terima.
Dia menghilang dengan begitu cepat, dan begitu cepat pula kutemukan dia telah bersanding dengan yang lain??. Kecewa, sedih, dan semuanya berkecamuk dalam dada. Sesak rasanya menahan bendungan kesedihan ini.
Bunga yang baru merekah tiba-tiba layu dalam sekejap.
Tak ingatkah dia denganku??? Tak berartikah kebersamaan yang walau hanya sekejap itu???
Tak berartikah diriku baginya??
Hancur… hanya itu yanng mampu ku katakan.
Mengapa kekecewaan ini hinggap disaat aku membutuhkanmu lebih??
Mengapa tak ada kata perpisahan darimu??
Kau meninggalkanku begitu saja. Banyak kata tanya yang kau tinggalkan untkku. Dan kapan kau akan menjawabnya??
Aku benar-benar berada pada keadaan paling bawah.
Ku tak mampu berdiri dengan kenyataan ini??
Sungguh..ku tak sanggup.
Entah telah berapa ribu butir airmata jatuh membasahi bunga yang layu ini. Mungkin bunga itu sudah tidak layu lagi, bahkan dia sudah kering dan mati.
Tak dapatkah ku lihat lagi senyuman itu??
Tak dapatkah ku dengar lagi kata sayang itu??
Mengapa kau campakan hati yang tulus ini??
Mengapa kau buang aku begitu saja??

Ku coba bertahan dan menata pondasi yang telah roboh ini. Ku coba perlahan menghapus bayangan dan sketsamu dalam benakku. Saat dunia penuh tawa, saat dunia sesak penuh riang, ku hanya mampu tersenyum simpul melihat itu semua. Dan hanya keheningan yang kini ingin ku gapai.
Ku benci dengan keramaian ini. Mereka tak tahu apa yang tengah aku rasa. Mereka tak berempati kepadaku. Mereka tak paham akan sesak di dada ini.
Ku mencoba menepi di tengah keramian. Ku ingin pergi jauh dari keramian yang amat menyiksa. kU ingin kedamaian, ku ingin kesunyian dan ku ingin kesendirian. Aku rapuh, aku bingung mau kemana. Tak ada yang ku jadikan pegangan. Sosok yang dulu ku banggakan, telah pergi. Pergi jauhhhh sekali. Entah kemana. Aku pun tak sanggup lagi menemuinya. Aku masih ingat kapan terakhir ku bertemu dengannya. Sepertinnya itu sudah lama sekali.. ku tak mampu menghapusnya, ku tak mampu membuang kenangan itu begitu saja. Dia tak tahu apa yang ku rasa. Kesulitan menghapus jejaknya, masih erat ku rasa. Sampai kapan rasa ini membelengguku??? Membuat ku bimbang, membuatku berharap yang tak ada..
Dia tlah berdua dengan pilihan-NYA, lalu apa yang masih aku harapkan?? Aku sudah tidak ada harapan lagi untuk bersamanya?? Mengapa manis itu harus berakhir kepahitan. Kepahitan yang tak pernah ku inginkan. Apa aku salah mempertahankannya. Walau aku tahu, itu tak mungkin. Tapi… kenapa hati ini sulit untuk merelakannya??
Andaikan umur kita sama. Pasti ini tak aakan terjadi. Apakah umur yang memisahkannya?? Jarak yang terpaut cukup lama, membuatnya harus pergi dahulu. Pergi melepas kesendiriannya.
Aku pergi meninggalkan kota kita bertemu. Namun,, apa yang ku rasa tak bisa hilang begitu saja. Ya..sempat u bisa melupaannya, namun.. ketika kesedihan menghampiri, hanya dia yang kku inginkan, hanya dia yang ku harap mampumenghapus kesedihan itu.
1 tahun ku pergi dari kota itu, tak banyak yang berubah dari dirikku. Aku mencoba membuangnya, mencoba melupakannya dan menggantinya dengan yang pasti mencintaiku. Dia selalau ada untukku, dia selalu menjagaku, dia selalu mengawasiku. Tapi aku tak menyadarinya..
Ku mulai berubah dengan mendekat kapada-Nya, dan mulai menjauh darinya. Ya..tak mudah ku lakukan ini. Terkadang rasa rindu itu masih sering menghiasi hati.
Tapi, aku tak inngin banyak menabur benih dosa. Dan aku pun tak ingin memadu cinta yang tulus dari-NYA. Ku mulai mendekati-NYA, ku mulai mencintai-NYA. Ku tak ingin menduakan-NYA. Aku hanya ingin cinta yang halal yang datang dari-NYA bukan dari dia.
Jalanku selama ini salah. Ku ingin menuntun diriku pergi kedalam-NYA. Ku ingin membuang yanng lalu, menghapus yang lalu, dan membuka hatiku hanya untuk-NYA.
Dia selalu memberi apa yang ku inginkan. Dia kekal dan tak kan tergantikan oleh siapapun.
Kini ku menyadarinya DIA lah yang pantas ku cintai bukan dia.
Dia tak mampu memberi apa yang ku in nginkan, dia pun juga tak mampu menuntunku dari kesesatan ini.
Kata cinta buatnya telah kuganti dengan cinta untuk-NYA. Ku menggadaikan semua cintaku pada-NYA. Ku berikan segenap pengorbanan sisa hidupu hanya kepada-NYA. Dia tak mengharap cinta dariku, namun aku yang berharap DIA mencintaiku.
Sebelum jauh ku melangkah, ingin segera ku akhiri pencarian cinta ini. Dan telah ku putuskan hanya pada-NYA lah cintaku kan berpaut.

Tinggalkan komentar